Selasa, 07 Desember 2010

Puisi

BENALU


Jenuh ini semakin meraja

Mendominasi hariku

Dari detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, dan tahun

Ia setia melekat erat pada roda hidupku yang hambar

Ku larikan ia dalam kesibukan yang sengaja ku buat

Ku bawa ia dalam kekhusyu'an sujud di kala aku mendirikan sholat

Ku ajak ia mengeja ayat demi ayat dalam Mushaf Utsmani yang mulia

Tetap saja tidak mau lepas...

Jenuh ini, seakan ingin menjadi bagian dari hidupku

Baiklah...

Aku mengalah

Karena kini, akupun sudah lelah...

Lelah mencari cara, untuk bisa lepas darimu

Sekarang, lakukanlah sesukamu

Kau boleh mengekor... selama kau mau

By:

My Inspiration

18 September 2010

Selasa, 16 Februari 2010

Puisi

Sebentar Saja

Dunia,,,
Semua yang ada, hanyalah senda gurau belaka...
Fana,,,Dari ada, menjadi tiada...

Meski tampak nyata,,,
Pada hakikatnya, ia adalah fatamorgana
Bak oase di padang pasir,,,
Menarik umat manusia ke dalam pusaran tiada akhir

Menyihir dunia dengan amat sempurna
Mengubah paradigma dan pola pikir kita,,,
Bahwa melewatkan yang ada di depan mata, adalah kebodohan yang luar biasa
Padahal sesungguhnya, dunialah yang membodohi kita semua,,,
Tanpa disadari, kita telah terjebak dalam sebuah arogansi opini yang kita ciptakan sendiri
Untuk mencari justifikasi
Bahwa, dunia ada untuk dinikmati,,,
Bukan untuk dihindari...

Namun, tidak demikian adanya
Kita semua tahu,,,
Pada hakikatnya, dunia ini adalah ladang yang telah Allah siapkan untuk kita tanami dengan kebaikan...
Oleh karena itu, jangan biarkan waktu yang hanya sesaat ini,,,
Terbuang sia-sia...




By : Leekha

Jumat, 29 Januari 2010

Puisi

TAFAKUR

Senja, selalu saja memberikan pelajaran berharga,,,
Bahwa segala yang ada di sunia ini adalah fana
Pagi beranjak siamg, begitupun malam...
Beranjak menuju pagi

Sama halnya dengan umur manusia...
Kecil, remaja, beranjak dewasa,,, dan akhirnya tua

Senja, adalah miniatur perjalanan hidup kita
Tanpa kita sadari, alam mampu berbicara lebih banyak
Melebihi apa yang kita tahu

Hari trak akan pernah kembali kawan...
Jangan sampai kau lewatkan kesempatan itu,,,
Kesempatan untuk menuntut ilmu
Buatlah agar sejarah menulis namamu dengan tinta emasnya,,,
Bukan dengan noda...


By : Leekha

Puisi

DIA

Kharismanya ada pada setiap keputusan yang ia buat
Bijak dan tidak memihak

Meski tampak muda, dia lebih dewasa dari usia sebenarnya
Apapun yang ada padanya, selalu memancarkan kewibawaan
Caranya tersenyum...
Seakan mengatakan, tak ada alasan untuk bersedih
Caranya menjawab...
Tulus dan ramah
Caranya berbicara...
Amatlah santun

Benar-benar sosok yang paripurna
Salahkah, bila aku mengharapkannya,,,
untuk menjadi Imamku nanti...


By : Leekha

Rabu, 27 Januari 2010

Puisi


AKU INGIN TERSENYUM


Aku iri melihat senyum itu,,,
Senyuman yang ringan dan tanpa beban
Mata berbinar, seolah-olah bersinar
Memancar dari hati yang penuh kehangatan

Wajah itu selalu tampak cerah
Seakan tak mengenal kata masalah
Suaranya datar, terdengar wajar
Tak kutemukan nada melankolis sedikitpun disana

Aku ingin senyum itu,,,
Ingin memiliikinya,,,
Ingin membaginya kepada seluruih dunia...

Jika aku mampu...
Aku ingin sekali memperlihatkan senyum terbaikku,,,
Untuk orang-orang yang ku sayangi dan menyayangikau...




By : Leekha

Kamis, 14 Januari 2010

Opini

BELAJAR DARI ALAM

Pemuda-pemudi indonesia sebenarnya bisa membantu negeri ini bangkit dari keterpurukannya. banyak hal yang bisa dilakukan, sekecil apapun itu. kuncinya hanya satu, memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap negaranya.

tidak usah muluk-muluk, ambil saja contoh dari bencana alam yang terjadi di tanah air sepanjang tahun 2009. para sarjana-sarjana/insinyur lulusan perguruan tinggi yang memiliki kesempatan menimba ilmu selama kurang lebih empat tahun, mengapa tidak mencoba mengamalkan ilmunya? mengapa tidak terpikir di benak mereka bagaimana cara menciptakan alat yang dapat digunakan untuk memudahkan evakuasi korban bencana alam dari reruntuhan? kita tahu, selama ini evakuasi korban bencana alam masih dilakukan dengan cara manual. dan itu membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menemukan korban-korban lain yang mungkin saja masih ada di bawah reruntuhan bangunan, pohon-pohon besar, atau benda-benda lainnya.
sarjana ekonomi, mengapa tidak terpikir untuk membuat cara atau metode baru dalam menciptakan lapangan kerja, membangun kembali usaha yang telah porak poranda-karena bencana alam-dari awal lagi, mengumpulkan penduduk untuk dilatih membuat karya seperti suatu kerajinan tangan yang hasilnya nanti disalurkan ke daerah lain untuk dijual sehingga di kemudian hari, kegiatan ini bisa saja berubah menjadi mata pencaharian penduduk. tidak selamanya bantuan dari para donatur mengalir terus-menerus. penduduk yang selamat dari bencana alam, tetap harus melanjutkan hidup mereka. lalu bagaimana mungkin mereka melakukan itu semua jika mereka tidak bekerja? nah, di sinilah peran kaum terpelajar sangat dibutuhkan.
sarjana arsitektur, mengapa tidak mencoba mendesign bentuk rumah yang aman untuk kondisi daratan indonesia yang memang beresiko tinggi terkena gempa dikarenakan letaknya yang berada tepat pada tiga lempengan benua yang saling bertimbukan.
sarjana IT, sarjana ilmu sosial, seniman muda, sarjana matematika, dan sarjana-sarjana lain di bidangnya masing-masing seharusnya bisa mendedikasikan diri untuk kemajuan negeri ini.
apapun oeran kita, jika itu bisa memberi kontribusi yang baik untuk orang-orang di sekeliling kita-terutama yang untuk orang-orang yang membutuhkan-lakukanlah itu!!!
pemerintah tidak bisa membangun negeri ini 'sendirian'. mereka membutuhkan kita-pemuda pemudi indonesia-yang peka terhadap kondisi negaranya. negeri kita tercinta, indonesia.


By: Leekha

Rabu, 13 Januari 2010

Puisi

MATA ITU

Matanya sejuk bagai telaga...
karenanya, ia selalu berhasil meredam gemuruh amarahku
matanya begitu bening...
karenanya, ia selalu berhasil meyakinkan aku
bahwa ada sesuatu yang lebih baik di luar sana

sorot matanya begitu tajam...
karenanya, aku tak akan pernah bisa untuk berbohong
tapi di balik itu, ia memiliki mata yang jenaka...
karenanya, ia selalu bisa menghapus mendung di hari-hariku yang begitu membosankan
menggantinya, dengan senyum dan tawa

mata itu, mengalirkan energi positif bagi siapa saja yang melihatnya
matanya, adalah cermin ketulusan dari orang yang berhati bersih


By: Leekha